Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro melakukan revitalisasi Perpustakaan Desa Gunungpayung. (Senin, 29/7/2024)
Pada Senin, 29 Juni 2024, Mohammad Syahid, mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) 2023/2024 dari program studi Ilmu Perpustakaan melakukan revitalisasi pada Perpustakaan Desa Gunungpayung. Program ini bertujuan untuk meningkatkan peran perpustakaan desa sebagai pusat literasi dan informasi bagi masyarakat sekitar. Revitalisasi ini diharapkan dapat mengubah wajah perpustakaan desa menjadi lebih menarik dan ramah bagi pengunjung, sehingga perpustakaan dapat berfungsi lebih baik dalam meningkatkan minat baca dan literasi masyarakat.
Revitalisasi ini mencakup tiga inisiatif utama yang dirancang untuk meningkatkan visibilitas dan kenyamanan perpustakaan:
-
Pemasangan Plang Penunjuk Arah: Plang penunjuk arah menuju perpustakaan desa dipasang di area luar balai desa, tepat di jalur utama yang sering dilalui oleh warga. Plang ini tidak hanya berfungsi sebagai petunjuk lokasi, tetapi juga sebagai pengingat visual bagi masyarakat bahwa perpustakaan desa adalah fasilitas yang mudah diakses dan terbuka untuk umum. Dengan adanya plang ini, diharapkan semakin banyak warga yang mengetahui dan memanfaatkan keberadaan perpustakaan. Plang tersebut dirancang dengan warna-warna mencolok dan dilengkapi dengan ikon buku untuk menambah daya tarik visual, sehingga menarik perhatian siapa pun yang melintasi jalan tersebut.
-
Pemasangan Banner Perpustakaan: Sebuah banner yang menampilkan tulisan "Perpustakaan Desa Gunungpayung" dipasang di depan pintu masuk perpustakaan. Banner ini dibuat dengan desain yang menarik dan jelas, sehingga mudah dilihat oleh siapa saja yang melewati area tersebut. Pemasangan banner ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya literasi dan mendorong lebih banyak pengunjung untuk datang ke perpustakaan. Selain itu, banner ini juga mencerminkan identitas perpustakaan sebagai tempat yang modern dan ramah bagi semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa.
-
Tata Ulang Ruang Perpustakaan: Tata ulang ruang perpustakaan dilakukan dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan kondusif untuk membaca dan belajar. Penataan ulang ini mencakup pengaturan ulang furnitur dan penambahan dekorasi yang menarik. Dengan suasana yang lebih nyaman, perpustakaan diharapkan dapat menjadi tempat yang menyenangkan bagi warga untuk menghabiskan waktu sambil menambah wawasan. Penataan ini dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan pengunjung, terutama anak-anak, yang merupakan salah satu kelompok utama pengguna perpustakaan.
Selain ketiga inisiatif utama tersebut, revitalisasi ini juga mencakup inventarisasi koleksi buku yang belum tertata dengan baik, di mana sebagian besar koleksi terdiri dari buku-buku anak. Inventarisasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua koleksi buku terdokumentasi dengan baik, sehingga dapat diakses dengan lebih mudah oleh para pengunjung. Inventarisasi ini juga membantu perpustakaan dalam mengidentifikasi buku-buku yang perlu diperbarui atau ditambahkan di masa depan, sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat desa.
Pemasangan plang perpustakaan desa di area balai desa oleh Mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2023/2024. (Senin, 29 Juli 2024)
Revitalisasi perpustakaan ini bukan hanya tentang perbaikan fisik, tetapi juga tentang memperkuat peran perpustakaan sebagai pusat kegiatan komunitas. Dengan ruang yang lebih nyaman dan mudah diakses, perpustakaan desa diharapkan dapat menjadi tempat berkumpul, belajar, dan bertukar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui program ini, Mohammad Syahid dan mahasiswa KKN UNDIP lainnya berupaya mendorong peningkatan literasi dan memperkuat budaya baca di Desa Gunungpayung. Perpustakaan ini diharapkan dapat menjadi jantung dari kegiatan literasi dan edukasi di desa, sekaligus menjadi tempat di mana warga dapat terlibat dalam berbagai kegiatan komunitas yang bermanfaat.
Dengan revitalisasi ini, perpustakaan desa Gunungpayung diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung dan menjadi pusat literasi yang aktif di komunitasnya. Program ini juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara akademisi dan pemerintah desa dapat menghasilkan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook